Kursi kedua Red Bull selalu dianggap sebagai salah satu posisi terberat di Formula 1, dan spekulasi tentang pergantian pembalap setelah hanya dua balapan menjadi sesuatu yang ekstrem. Liam Lawson, pendamping Max Verstappen, telah mengalami kesulitan dalam tiga penampilannya pertama dengan posisi yang kurang menguntungkan. Meskipun demikian, pembalap asal Selandia Baru ini masih memiliki potensi yang perlu dieksplorasi lebih lanjut.
Sumber di paddock menyarankan kemungkinan pergantian pembalap sebelum GP Jepang, tetapi Chris Horner dari Red Bull tidak memberikan jawaban langsung terkait hal ini. Pengambilan keputusan akan didasarkan pada data yang dikumpulkan dari dua balapan sebelumnya. Selain itu, ada kandidat potensial untuk menggantikan Lawson, seperti Yuki Tsunoda, yang mendapat pujian dari Helmut Marko.
Masalah utama Red Bull bukan hanya terkait pembalapnya, tetapi juga terkait mobilnya sendiri. RB21 didesain sesuai dengan gaya mengemudi Verstappen, membuatnya sulit diatasi oleh pembalap lain. Faktor-faktor ini memberikan tekanan bagi Lawson dan membuat tim harus mempertimbangkan opsi yang tersedia, seperti menukar Lawson dengan Tsunoda.
Dalam beberapa pekan ke depan, Red Bull harus mengambil keputusan penting terkait kursi kedua mereka dan bagaimana mengatasi masalah dengan mobil RB21. Verstappen akan mengunjungi pabrik untuk membahas perbaikan yang perlu dilakukan, sementara pemilihan pembalap kedua masih menjadi pertimbangan yang kompleks. Demi tetap bersaing di kejuaraan, Red Bull harus segera mengambil tindakan yang diperlukan.
Prestasi Lawson, Tsunoda, dan Colapinto Bikin Red Bull Terpesona
