Daya beli masyarakat Indonesia yang belum pulih membuat peritel terpaksa menutup gerainya karena tidak mampu untuk terus mempertahankan bisnisnya. Namun, ada fenomena aneh di mana beberapa ritel, terutama fesyen, tetap ramai meski daya beli masih lesu. Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah, mengungkapkan bahwa peritel masih bertahan karena memiliki ciri khas sendiri yang dibutuhkan masyarakat.
Pergeseran pola hidup masyarakat membuat beberapa ritel masih ramai meskipun kondisi ekonomi sedang lesu. Ada peritel yang memanfaatkan tren dan FOMO masyarakat dengan menjual barang-barang terkini. Bagi peritel yang kesulitan mengikuti perubahan pola hidup masyarakat, mengalihkan kepemilikan atau asetnya bisa menjadi solusi agar bisnis masih dapat bertahan.
Supermarket GS dari Korea Selatan menjadi berita dengan rencana menutup gerai-garaunya. Penutupan gerai GS Supermarket adalah bagian dari tren menurunnya ritel di Indonesia. Penutupan gerai supermarket ini mengikuti jejak Lulu Hypermarket dari Timur Tengah yang juga telah menutup beberapa gerainya baru-baru ini.