Dunia telah menyambut Paus baru, yaitu Kardinal Robert Francis Prevost, yang kini resmi terpilih sebagai Paus Leo XIV menggantikan Paus Fransiskus. Lebih dari sekadar sebuah simbol, Leo XIV memiliki tanggung jawab besar dalam Gereja Katolik yang memerlukan pendekatan yang lebih dari sekadar gebrakan moral. Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), mengamati bahwa Leo XIV adalah seorang pemimpin spiritual yang menunjukkan kemiripan dengan Paus Fransiskus dalam kesederhanaan, kasih, dan kedekatan dengan umat kecil. Namun, Leo XIV juga membawa semangat sosial ala Paus Leo XIII melalui ensiklik Rerum Novarum, yang menjadi dasar ajaran-ajaran sosial Gereja Katolik.
Mgr. Bunjamin menyoroti pesan damai yang dibawa oleh Leo XIV, menekankan pentingnya harapan dan kerja sama di tengah krisis moral, ekonomi, politik, dan sosial. Leo XIV diharapkan bisa menjadi juru damai, penegak keadilan sosial, dan gembala umat secara global dengan mengajak untuk berjalan dan bekerja bersama. Selain itu, semangat Leo XIV diyakini bisa memberikan inspirasi dan revitalisasi semangat gereja untuk berpihak pada orang miskin, baik dari segi materi maupun spiritual.
Meskipun menghadapi kontroversi masa lalu, Mgr. Bunjamin percaya bahwa Leo XIV memiliki energi baru dan kekuatan Roh Kudus untuk meneruskan visi Paus Fransiskus dengan lebih intensif. Dengan latar belakang sebagai Paus pertama dari Ordo Santo Agustinus (OSA) dan memiliki pengalaman hidup di Amerika Serikat dan Peru, Leo XIV diharapkan bisa mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan keadilan global dengan keberanian dan kasih. Selain itu, ia juga diharapkan bisa membawa Gereja bersama-sama secara inklusif untuk merespons berbagai persoalan mendesak dalam masyarakat.