Pekan lalu di Le Mans adalah momen tersulit bagi Pecco Bagnaia. Pembalap Ducati ini menggambarkannya sebagai salah satu dari tiga akhir pekan terburuk dalam karirnya. Sejak diperkenalkannya balapan Sprint di MotoGP, ia gagal menghasilkan satu poin pun di dua balapan terakhir tersebut. Hal ini menyebabkan Bagnaia tertinggal 51 poin dari rekan setimnya, Marc Marquez. Namun, yang membuatnya lebih khawatir bukan hanya terkait dengan poin, melainkan karena masalah dengan bagian depan Desmosedici GP yang mengganggunya sejak awal musim. Perasaan yang sulit dijelaskan, seperti kehilangan sensitivitas terhadap motor dan kurangnya koneksi dengan bagian depan, membuatnya kesulitan menemukan solusi.
Manajer tim Lenovo Ducati, Davide Tardozzi, mengakui bahwa meskipun sudah enam balapan berlalu, pabrik Borgo Panigale masih belum menemukan cara untuk membantu Bagnaia kembali ke jalur kemenangan. Meski Bagnaia telah menjadi protagonis selama empat tahun terakhir, mereka masih kesulitan memberikan yang dia butuhkan. Tardozzi berharap tim dapat membantu Bagnaia secara pribadi dan teknis untuk kembali bersaing dengan Marc dan para pembalap lainnya. Dia meyakini bahwa Bagnaia memiliki nilai yang tinggi dalam kejuaraan dan mereka harus bekerja untuk mengembalikan semangat balapan kepadanya.
Tardozzi optimis bahwa akan ada perubahan yang cepat pada balapan mendatang di Silverstone. Para insinyur sedang berpikir lebih dalam tentang cara membantu Bagnaia dan mereka percaya bahwa pembalap tersebut memiliki potensi untuk berjuang kembali dan meraih kemenangan. Mereka juga akan membahas aspek mental dengan Gigi, karena situasi psikologis sangat penting dalam performa seorang pembalap MotoGP. Bantuan untuk Bagnaia menjadi prioritas bagi seluruh tim Ducati, dan mereka bertekad untuk membawanya kembali ke jalur kemenangan.
