Pemerintah Suriah membantah pengerahan pasukan ke Provinsi Sweida setelah konflik antara suku Druze dan Bedouin memaksa intervensi Israel. Meskipun terjadi gencatan senjata, bentrokan kembali pecah antara para pejuang suku tersebut. Hal ini menarik perhatian Israel yang menyerang pasukan Suriah di Sweida dan Kementerian Pertahanan Suriah serta mendekati istana presiden di Damaskus. Meskipun Amerika Serikat (AS) intervensi untuk mempertahankan gencatan senjata, Israel tetap skeptis terhadap kepemimpinan baru Suriah yang mereka anggap sebagai jihadis. Pemimpin Suriah, Ahmed Al Sharaa, menegaskan bahwa akan melindungi minoritas Druze di negara tersebut. Dengan demikian, konflik di Suriah semakin kompleks dengan campur tangan Israel dan AS yang berbeda pandangan terkait serangan ke Provinsi Sweida.
Siaga Perang di Arab: Suriah Tanggapi Serbuan Pasukan Israel
