Earthworm Foundation (EF) bersama Yayasan Hutan Tropis (YHT) aktif berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Riau untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Terbaru, kerjasama tersebut menghasilkan lokakarya multipihak yang mengusung tema “Memperkuat Ketahanan Melalui Pendekatan Lanskap yang Terpadu, Efektif, Kolaboratif, dan Berkelanjutan” di Pekanbaru. Acara ini dihadiri lebih dari 70 peserta dari berbagai instansi, termasuk pemerintah daerah, masyarakat sipil, sektor swasta, dan media.
Lokakarya ini merupakan lanjutan dari program yang telah dilaksanakan selama beberapa tahun terakhir di lanskap Riau. Wilayah tersebut kaya akan lahan gambut, hutan, dan keanekaragaman hayati, namun juga dihadapkan pada perubahan tata guna lahan yang mengkhawatirkan. Melalui YHT, Earthworm Foundation mendorong inisiatif lanskap yang melibatkan sejumlah perusahaan global yang berkomitmen pada keberlanjutan rantai pasok mereka. Berbagai keberhasilan tercapai, seperti rencana pengelolaan konservasi di 23 desa dan adopsi praktik pertanian berkelanjutan oleh ribuan petani di lahan seluas 5.600 hektare.
Memasuki fase kedua, Earthworm Foundation bersama YHT meluncurkan program RISE (Riau Integratif, Sumber Daya Tangguh, dan Ekologis), dengan dukungan dari Walmart Foundation. Program ini bertujuan untuk mendalami inisiatif lanskap dengan fokus pada perlindungan ekologi, ketahanan ekonomi, dan perencanaan tata guna lahan yang inklusif di tiga kabupaten: Indragiri Hulu, Kampar, dan Pelalawan. Kepala BAPPEDA Provinsi Riau, Purnama Irawansyah, memberikan apresiasi atas upaya kolaboratif ini sebagai bagian dari pembangunan daerah, sejalan dengan visi Riau yang mengutamakan keberlangsungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Di tengah perbincangan dan diskusi dalam lokakarya, Earthworm Foundation memaparkan rencana program untuk tiga tahun ke depan. Melalui kolaborasi multipihak, diharapkan Riau dapat menghadapi berbagai tantangan di masa depan dengan lebih mantap. Earthworm Foundation Indonesia, atau Yayasan Hutan Tropis, adalah lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada dampak sosial dan lingkungan akibat produksi komoditas tertentu. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengurangi dampak negatif terhadap bumi dan manusia, terutama terkait dengan pengadaan bahan baku seperti kelapa sawit, karet, dan kakao. Program-program yg dijalankan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Aceh, Riau, dan Kalimantan Timur, menjadi bukti konkret dari komitmen Earthworm Foundation dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di tanah air.