ASN di Bengkulu Injak Al Quran: PBNU Buka Suara

by -36 Views

Sebuah video menunjukkan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, melakukan tindakan menginjak kitab suci Al-Qur’an. Insiden ini menjadi viral di media sosial dan menuai kecaman luas dari berbagai kalangan.

Dalam video tersebut, seorang perempuan yang diduga ASN terlihat menginjak Al-Quran sambil mengungkapkan perasaan emosional. Pelaku menyatakan bahwa dirinya lelah dituduh berselingkuh, sehingga melakukan tindakan kontroversial tersebut.

Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, menyarankan kepada masyarakat agar tidak bereaksi secara berlebihan terhadap video tersebut. Gus Fahrur menekankan pentingnya pemahaman atas konteks peristiwa sebelum menghakimi orang lain.

Menurut Gus Fahrur, Al-Quran adalah kitab suci yang sangat dihormati oleh umat Islam dan menginjak Al-Quran adalah perbuatan yang diharamkan dalam agama Islam. Dengan demikian, Gus Fahrur mengingatkan bahwa tindakan tersebut dapat dianggap sebagai pelecehan terhadap simbol kitab suci.

Jika pelaku melakukan tindakan tanpa maksud atau disengaja, Gus Fahrur menegaskan bahwa respons masyarakat tidak perlu keras. Dia menyarankan agar pelaku membuka diri untuk menjelaskan alasan di balik perbuatannya. Gus Fahrur menekankan bahwa permintaan maaf dan komitmen untuk tidak mengulanginya sudah cukup sebagai tanda penyesalan.

Pelaku yang dalam video tersebut diidentifikasi sebagai ASN dengan inisial VA, telah meminta maaf atas perbuatannya. Dalam keterangannya, VA mengaku khilaf dan salah atas tindakan tersebut. VA menjelaskan bahwa aksi menginjak Al-Quran terjadi saat kondisinya sedang sakit dan tertekan oleh masalah pribadi.

Dia mengklarifikasi bahwa sumpah yang diucapkannya disertai dengan tindakan tersebut dilakukan untuk membuktikan ketidakbersalahannya terhadap tuduhan selingkuh yang dialamatkan padanya. VA kembali meminta maaf atas kesalahannya dan mengakui bahwa tindakan tersebut bukanlah solusi yang tepat.

Dalam video berdurasi 54 detik itu, VA mengungkapkan rasa kelelahannya karena terus-menerus dituduh berselingkuh, sehingga ia melakukan tindakan kontroversial tersebut. VA berjanji untuk tidak mengulangi tindakan tersebut di masa depan dan berharap dapat mendapatkan pengampunan atas kesalahannya.

Melalui peristiwa ini, masyarakat diingatkan akan pentingnya penerimaan, kesabaran, dan pengendalian emosi dalam menanggapi permasalahan pribadi. Menyikapi hal tersebut dengan kepala dingin dan sikap bijaksana diharapkan dapat menghindarkan terjadinya konflik yang lebih besar di masyarakat.

Source link