Lance Stroll, pembalap Formula 1 dari tim Aston Martin, telah melewati karirnya dengan berat karena label “pembalap bayaran” yang melekat padanya sejak debutnya pada tahun 2017. Dalam wawancara terbarunya untuk saluran resmi timnya, Stroll berbicara secara terbuka tentang tekanan dan kritik yang dia terima sepanjang kariernya. Meskipun banyak orang menilainya berdasarkan nama keluarganya, Stroll telah belajar untuk hidup dengan kebisingan dan menentukan jalur kariernya sendiri.
Sejak awal debutnya bersama tim Williams, Stroll telah menjadi subjek pertanyaan karena hubungannya dengan pemilik tim Aston Martin, ayahnya Lawrence Stroll. Berbagi garasi dengan pembalap-pembalap terkenal seperti Sebastian Vettel dan Fernando Alonso juga menambah beban Stroll di grid. Meskipun demikian, dengan tiga podium, satu pole position, dan lebih dari 320 poin, Stroll menyadari bahwa sejarah karirnya tidak hanya ditentukan oleh hasil di lintasan.
Stroll menekankan pentingnya fokus pada suara-suara yang benar-benar penting dalam karirnya yang penuh tantangan. Di tengah kritik dan hujatan, pembalap asal Kanada ini bersikap dewasa dengan menerima baik hari baik maupun hari buruk dalam olahraga. Mampu menemukan kedamaian batin di tengah sorotan negatif, Stroll percaya bahwa keheningan dalam menjalani jalur kariernya jauh lebih berharga daripada kritik apapun yang diterimanya.
Dalam belajar dari olahraga, Stroll menekankan bahwa kekalahan juga merupakan bagian penting dari pertumbuhan sebagai pribadi dan atlet. Meskipun dapat disoroti oleh keberhasilan dalam balapan, Stroll lebih memilih untuk merenungkan momen-momen sulit yang telah membentuk dirinya sebagai pembalap. Dengan pandangan positif ini, Stroll terus melangkah maju dan membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan untuk menemukan keberhasilan di Formula 1 tanpa terpengaruh oleh kritik negatif dari luar.





