Pemimpin Militer Jadi Presiden Pasca Kudeta, Negara Terisolasi

by -34 Views

Krisis politik di Madagaskar semakin dalam setelah Kolonel Michael Randrianirina, pemimpin militer baru negara tersebut, mengumumkan bahwa akan segera dilantik sebagai presiden menggantikan Andry Rajoelina yang digulingkan akibat kudeta. Langkah ini langsung menimbulkan reaksi dari Uni Afrika yang menangguhkan keanggotaan Madagaskar sebagai akibat dari pengambilalihan kekuasaan secara paksa. Hal ini menandai awal tersisihnya Madagaskar secara diplomatik karena pemerintahan baru yang berkuasa di negara kepulauan itu.

Randrianirina, yang sebelumnya merupakan komandan unit elit CAPSAT, mengumumkan bahwa militer akan memerintah selama dua tahun ke depan dengan bantuan pemerintahan transisi untuk mengadakan pemilihan umum baru. Kudeta ini terjadi setelah Rajoelina melarikan diri ke luar negeri di tengah meningkatnya demonstrasi yang menyerukan pengunduran dirinya dan pembelotan anggota aparat keamanan di dalam negeri. Meskipun telah dimakzulkan oleh parlemen, Rajoelina menolak untuk menyerahkan jabatannya dan meninggalkan Madagaskar menggunakan pesawat militer Prancis.

Reaksi dari Uni Afrika terhadap kudeta itu sangat tegas dengan menangguhkan keanggotaan Madagaskar, mencerminkan komitmen blok tersebut terhadap prinsip tata pemerintahan yang sah. Isolasi internasional yang dialami Madagaskar dapat semakin memperparah kondisi ekonomi dan sosial negara yang sebagian besar penduduknya hidup dalam kemiskinan. Dengan populasi sekitar 30 juta jiwa, Madagaskar kini menghadapi tantangan ekonomi yang serius setelah pendapatan per kapitanya turun drastis selama beberapa dekade terakhir.

Source link