Kendala Peremajaan Sawit Rakyat: Meningkatkan Produksi CPO

by -38 Views

Di tengah rencana Pemerintah RI untuk menerapkan pencampuran mandatori BBM jenis biosolar dengan biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 50% atau B50 pada tahun 2026, Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono mengungkapkan bahwa produksi CPO RI mengalami stagnasi. Produksi minyak sawit Diproyeksikan mencapai 53,6 juta ton pada tahun 2025, dengan ekspor diperkirakan mencapai 27,5 juta ton. Namun, dengan produksi CPO yang stagnan dan peningkatan kebutuhan DMO untuk CPO di dalam negeri, kinerja ekspor terancam dan devisa ekspor CPO RI akan mengalami penurunan.

Kondisi ini berpotensi memberikan tekanan pada ekspor CPO RI ke China dan India, serta berdampak pada kenaikan harga CPO global. Untuk menjaga kebutuhan B50 dan memenuhi ekspor CPO RI, pemerintah perlu mendorong peningkatan produksi CPO. Namun, upaya perluasan lahan dan percepatan program peremajaan sawit rakyat (PSR) masih terhambat karena kondisi ekonomi petani rakyat yang enggan melakukan peremajaan akibat potensi penurunan pendapatan.

Tantangan juga muncul dari persoalan tumpang tindih lahan sawit rakyat dengan kawasan hutan yang berdampak pada dana hibah untuk peremajaan sawit dari BPDPKS. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai persoalan dan tantangan sektor sawit di tengah rencana implementasi B50, simak dialog antara Shinta Zahara dengan Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Senin, 20/10/2025).

Source link