KKP berhasil membangun kampung nelayan modern dengan anggaran sebesar Rp 22 miliar

by -202 Views

Kampung Nelayan Modern Biak Numfor Membutuhkan Anggaran Rp22,1 Miliar

Jakarta, CNBC Indonesia – Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Trian Yunanda mengungkapkan, untuk membangun satu Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Desa Samber-Binyeri, Biak Numfor, Papua pihaknya membutuhkan anggaran hingga Rp22,1 miliar.

“Sebetulnya, untuk kemarin yang kita resmikan itu (di Desa Samber-Binyeri, Biak Numfor, Papua) mengeluarkan anggaran Rp22,1 miliar, sudah lengkap proses social engineering nya di sana,” ungkap Trian dalam Bincang Bahari bertajuk Kampung Nelayan Modern di Jakarta, Rabu (6/12/2023).

Dengan anggaran tersebut, kata Trian, sebetulnya KKP ditugaskan untuk membangun 10 Kalamo. Namun setelah dihitung-hitung, anggaran itu hanya cukup untuk membangun satu Kalamo di Desa Samber-Binyeri, Biak Numfor, Papua. Karena saat membangun kampung nelayan ini, katanya, KKP melakukan penataan ulang dari nol.

“Saya ditugaskan untuk bangun 10 (Kalamo), tapi anggaran yang ada kita hitung-hitung ketemunya tiga, dan ternyata masih kurang, akhirnya cuma jadi satu (Kalamo),” ujarnya.

Ia bilang alokasi anggaran sebesar Rp22,1 miliar itu digunakan untuk pembangunan fasilitas pokok produksi perikanan, berupa dermaga dan tambahan perahu, jalan akses dan jalan kawasan, instalasi air bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Mandi Cuci Kakus (MCK), penerangan, gardu pandang, shelter perdaratan, turap beton dan pedestrian.

Selain itu, anggaran tersebut juga digunakan untuk pembangunan fasilitas pengusahaan perikanan, berupa kantor koperasi pengelola, pabrik es portabel kapasitas 3 ton, gudang beku portabel kapasitas 10 ton, sarana perbaikan kapal, sentra kuliner, kios persediaan, bengkel nelayan, kendaraan berpendingin roda 4.

Anggaran juga digunakan untuk bantuan sarana penangkapan ikan, berupa kapal penangkapan ikan dan mesin sebanyak 20 unit, mesin Yamaha 15 PK sebanyak 5 unit, API gillnet monofilamen sebanyak 51 unit, API handline sebanyak 228 unit, coolbox sebanyak 120 unit.

Dan digunakan juga untuk peningkatan kapasitas dan produktivitas usaha perikanan, berupa fasilitasi dan pendampingan kelembagaan dan usaha, program magang koperasi, pelatihan perawatan mesin kapal perikanan, bimbingan teknis sertifikasi kecakapan nelayan.

“Kita membangun, melakukan penataan tadi, melakukan perbaikan-perbaikan fasilitas yang dibutuhkan agar proses produksi bisa optimal,” ujarnya.

Untuk diketahui, program Kalamo merupakan upaya pemerintah untuk mengubah wajah kampung nelayan tradisional menjadi modern dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pengusahaan perikanan modern yang dapat meningkatkan produktivitas, kompetensi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.