Etnis Myanmar Melakukan Pemberontakan Anti-Junta, Membuat Negara Serba BERGEJOLAK

by -135 Views

Pemberontakan terhadap junta militer Myanmar sedang berlangsung. Secara diam-diam, tentara etnis yang dikenal sebagai Aliansi Tiga Persaudaraan melakukan serangan anti-junta.

Operasi 1027 yang diluncurkan oleh Tentara etnis Aliansi Tiga Persaudaraan pada Oktober telah menjadi ancaman paling signifikan bagi rezim tersebut.

“Kami sudah bersiap untuk operasi tersebut ketika kami bertemu dengan mereka,” kata Kyaw Naing, juru bicara Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA).

Menurut laporan, serangan masih berlangsung hingga saat ini. Operasi ini telah menghasilkan kemenangan bagi aliansi tersebut dan kelompok lain yang memerangi militer yang merebut kekuasaan melalui kudeta pada tahun 2021.

Militer Myanmar telah memerintah selama lima dari enam dekade terakhir, dan militer tersebut ditakuti karena kebrutalan dan taktik bumi hangus yang mereka gunakan.

Menurut empat pejabat pemberontak, dua anggota Aliansi Tiga Persaudaraan bersama lima kelompok bersenjata lainnya membentuk Brigade baru pada awal tahun 2022.

Operasi ini terjadi di tengah meningkatnya kemarahan di Beijing terhadap junta atas merajalelanya kejahatan di perbatasan, yang menciptakan kondisi yang mendukung serangan tersebut.

China juga merasa gusar dengan ketidakmampuan Myanmar menutup pusat penipuan online di sepanjang perbatasan yang telah menjadi momok di Asia Tenggara. Pada Oktober, lebih dari 20.000 orang, sebagian besar warga China, ditahan di lebih dari 100 kompleks di Myanmar utara, tempat para pekerja menipu orang asing melalui internet.

Junta Myanmar dan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Publik China belum memberikan komentar terkait serangan tersebut.