Cak Imin Membuka Suara, Kontroversi ‘Slepet’ saat Debat Menuai Heboh

by -849 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 2, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, secara terbuka mengungkapkan maksud dari kata ‘slepet’ yang diumumkan olehnya saat Debat Cawapres 2024 dan menimbulkan kehebohan. Cak Imin menilai bahwa kata ‘slepet’ mengandung maksud dari revolusi mental yang telah dijalankan oleh pemerintah selama 10 tahun ke belakang yang belum berhasil.

“Iya, tadi teriak ‘slepet’. Mengapa saya menggunakan kata ‘slepet’? Karena sejujurnya, seharusnya kata yang lebih sesuai adalah revolusi sebenarnya. Tetapi kata ‘revolusi’ agak membingungkan, sejak revolusi mental gagal dijalankan dengan baik,” kata Cak Imin dalam acara diskusi dan kalibrasi bersama mahasiswa, di Gor Jatidiri, Semarang, dikutip dari detik.com, Senin (25/12/2023).

Dia mengatakan bahwa kata ‘slepet’ merupakan istilah yang lebih mudah untuk menggambarkan revolusi mental yang disebutkannya.

“Jadi terpaksa menggunakan istilah yang lebih mudah dan tidak mengganggu, karena selama 10 tahun revolusi mental jadi revolusi mental, nah itu,” tambahnya.

Selain itu, Cak Imin juga mengungkapkan bahwa kata ‘slepet’ memberikan pesan untuk memberantas setiap permasalahan yang ada.

“Jadi terpaksa menggunakan istilah yang lebih mudah dan tidak mengganggu, karena selama 10 tahun revolusi mental jadi revolusi mental, nah itu,” tambahnya.

Selain itu, Cak Imin juga mengungkapkan bahwa kata ‘slepet’ memberikan pesan bakal memberantas setiap permasalahan yang ada.

“Begini, jika kita melihat akar masalahnya, kemiskinan tidak akan pernah habis. Ketidakadilan terjadi di mana-mana, sistem yang buruk adalah akar masalah, akar masalah yang pertama. Itu sebetulnya yang harus kita slepet, saya telusuri satu-satu,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ketua Umum PKB itu juga mencontohkan bahwa masih ada aturan yang dibuat untuk kepentingan individu maupun kelompok. Hal ini dianggapnya relevan untuk menerapkan aksi slepet yang dimaksud.

“Pemain bisnis merangkap pembuat aturan, menjadi rumitnya keadaan ini. Ini yang harus kita slepet, kita slepet karena apa, karena aturan harus dibuat setara, seluruh pelaku bisnis harus bisa terlibat dan setara dengan rakyat,” lanjut dia.

“Revolusi mental 10 tahun enggak ada sesuatu ya, eman-eman, sayang. Jangan-jangan dengan slepet lebih cepat gitu. Tidak usah ngomong revolusi tapi slepet aja,” tandasnya.