Menteri ESDM Menyampaikan Keprihatinan Terhadap Perkiraan Kenaikan Harga Minyak

by -140 Views

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memperhatikan potensi kenaikan harga minyak mentah global akibat konflik antara Hamas Palestina dan Israel. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan kekhawatiran bahwa perang yang berlarut antara kedua belah pihak ini dapat mempengaruhi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri. Ia berharap agar perang tersebut segera berakhir agar harga minyak tidak terpengaruh.

Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) telah memperingatkan bahwa harga minyak mentah dapat melonjak hingga US$150 per barel, terutama jika perang antara Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas tidak segera berakhir atau malah semakin meluas. Jokowi mengingatkan seluruh pihak untuk berhati-hati dan waspada, karena lonjakan harga minyak dapat berdampak pada fiskal dan moneter.

Dari segi fiskal, lonjakan harga minyak dapat membuat anggaran subsidi BBM membengkak. Selain itu, inflasi juga akan meningkat akibat kenaikan harga minyak, sehingga perlu dilakukan penyesuaian dalam kebijakan moneter.

Hingga saat ini, harga minyak mentah WTI dibuka sedikit melemah 0,02% di posisi US$85,37 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah Brent yang turun 0,23% menjadi US$89,92 per barel. Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak mentah WTI naik 1,97% menjadi US$85,39 per barel, sedangkan harga minyak mentah Brent naik 2,34% menjadi US$90,13 per barel.

Kenaikan harga minyak sekitar 2% pada perdagangan tersebut didorong oleh kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah, tetapi kenaikan tersebut tetap terbatas oleh persediaan minyak mentah yang lebih tinggi di AS dan kondisi ekonomi yang suram di Eropa.

Artikel Selanjutnya:
Harga Minyak Melonjak Tembus US$92, Menteri ESDM: Ngeri!