China Dapat Berperan Sebagai Penengah Dalam Konflik Hamas Vs Israel

by -144 Views

China terus berupaya untuk menstabilisasi keadaan di Timur Tengah setelah terjadinya perang antara Israel dan Hamas di Gaza, Palestina. China mendesak baik Israel maupun Hamas untuk menahan diri agar eskalasi tidak meluas. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, telah membahas konflik ini dengan para pejabat di Washington dan Amerika Serikat berjanji akan bekerja sama dengan China dalam menemukan resolusi.

Wang juga telah berbicara dengan pejabat Israel dan Palestina setelah utusan khusus China untuk Timur Tengah, Zhai Jun, berkunjung ke wilayah tersebut untuk bertemu dengan para pemimpin Arab. China menjadi salah satu pendukung gencatan senjata yang paling vokal dalam pertemuan-pertemuan PBB.

China berharap dapat memanfaatkan hubungannya dengan Iran, yang mendukung Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, untuk meredakan ketegangan. Para pejabat Amerika Serikat menekan China untuk mendesak Iran agar mempertahankan ketenangan terhadap kedua kelompok tersebut. China adalah mitra dagang terbesar Iran dan menjadi perantara perdamaian antara Iran dan Arab Saudi pada awal tahun ini.

China memiliki hubungan yang seimbang dengan Palestina, Arab, Turki, dan Iran. Bersama dengan Amerika Serikat yang memiliki hubungan baik dengan Israel, mereka dapat mengajak semua pihak untuk ikut serta dalam perundingan. Namun, China dianggap masih merupakan pemain kecil dalam politik Timur Tengah.

China tidak mengutuk aksi Hamas yang menyerang pemukiman Israel. Pernyataan pertama Menlu Wang dalam konflik ini membuat Israel marah. Wang kemudian menyatakan kepada Israel bahwa setiap negara memiliki hak untuk membela diri, tetapi tindakan Israel telah melampaui batas pembelaan diri.

China memiliki hubungan positif dengan Palestina, Arab, Turki, dan Iran. Namun, Beijing juga telah menormalisasi hubungan dengan Israel yang memiliki nilai hubungan dagang yang sangat tinggi. China tetap mendukung Palestina dan mendukung negara Palestina yang merdeka.

China ingin menjaga hubungannya dengan negara-negara Selatan yang mencakup negara-negara Arab yang mempertahankan hubungan persahabatan dengan China. Salah satu efek dari dukungan China terhadap Palestina adalah meningkatnya antisemitisme online di China.

Beijing terus terlibat dalam stabilisasi Timur Tengah karena kepentingan ekonomi mereka di kawasan tersebut. China sangat bergantung pada impor minyak dari negara-negara Timur Tengah. Penyelesaian konflik ini juga akan meningkatkan reputasi China sebagai negara pelamar yang lebih baik dibandingkan dengan Amerika Serikat. China menahan diri untuk tidak menyerang Amerika Serikat karena dukungannya terhadap Israel, namun media pemerintah China menghubungkan apa yang terjadi di Timur Tengah dengan dukungan Amerika Serikat terhadap Israel.