Apakah WTC Mangga Dua Dibangun Ulang Menjadi Lapangan Bulutangkis?

by -95 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Pusat perbelanjaan WTC Mangga Dua tidak menambahkan ruang tenant baru, tetapi mengubah lobi mal menjadi lapangan bulu tangkis. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja memberikan tanggapan terkait fenomena ini.

Menurut Alphonzus, saat ini sebagian besar pusat perbelanjaan sudah hampir normal dalam kinerjanya. Namun, ada beberapa pusat perbelanjaan yang tidak mengalami peningkatan kunjungan, bahkan mengalami penurunan.

“Sejak lama, fungsi utama pusat perbelanjaan bukan hanya sebagai tempat berbelanja saja, terutama bagi pusat perbelanjaan yang berada di kota-kota besar. Saat ini, pusat perbelanjaan harus bisa menambah fungsi-fungsi lain selain hanya sebagai tempat berbelanja,” kata Alphonzus kepada CNBC Indonesia, Senin (23/10/2023).

Bagi pusat perbelanjaan yang hanya mengedepankan fungsi belanja, menurutnya, akan langsung bersaing dengan e-commerce.

“Setelah wabah COVID-19 mereda, yang pertama kali dicari oleh masyarakat bukanlah berbelanja. Kebutuhan berbelanja selama pandemi COVID-19 dapat tergantikan oleh e-commerce atau belanja online,” lanjutnya.

Menurut Alphonzus, setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut, yang pertama kali dicari oleh masyarakat adalah berinteraksi sosial secara langsung, bukan lagi bersosialisasi di dunia maya. Karena itu merupakan hal yang dilarang selama pembatasan yang telah berlangsung selama tiga tahun.

“Salah satu fasilitas publik untuk tempat masyarakat melakukan interaksi sosial adalah pusat perbelanjaan. Jika pusat perbelanjaan tidak memiliki atau tidak mampu menyediakan fasilitas tersebut, maka tidak akan dipilih dan akan ditinggalkan oleh para pelanggan,” ujar dia.

Pusat perbelanjaan harus bisa memiliki dan menyediakan tempat atau fasilitas bagi pelanggan untuk berinteraksi sosial dengan sesamanya, sehingga fungsi pusat perbelanjaan bukan lagi hanya sebagai tempat berbelanja.

“Pusat perbelanjaan harus dapat menyediakan atau memberikan pengalaman kepada para pelanggannya, bukan hanya sekedar menyediakan atau memberikan fungsi belanja saja. Pengalaman pelanggan dapat diciptakan melalui konsep bangunan dan campuran tenant,” kata Alphonzus.

Fungsi-fungsi lain dari pusat perbelanjaan menurut Alphonzus akan selalu berubah seiring waktu, karena pusat perbelanjaan sangat terkait dengan perubahan gaya hidup yang cepat.

“Saat ini, untuk merespons perubahan yang terjadi akibat pandemi COVID-19, pusat perbelanjaan harus menambahkan fungsi lain yaitu menjadi pusat koneksi sosial. Selama hampir tiga tahun ini, manusia di dunia ini tidak dapat berinteraksi secara langsung dengan sesamanya, bukan hanya di dunia maya seperti yang biasa terjadi,” kata Alphonzus.

“Masyarakat Indonesia juga memiliki budaya yang senang berkumpul baik bersama keluarga, sanak saudara, teman, kolega, komunitas, dan sebagainya. Oleh karena itu, pusat perbelanjaan harus menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan tersebut baik dalam bentuk konsep bangunan maupun campuran penyewa,” tambahnya.

Lebih lanjut, Alphonzus mengatakan banyak pusat perbelanjaan yang telah berhasil memberikan fungsi lain selain fungsi belanja, sehingga diminati dan banyak dikunjungi oleh masyarakat, bahkan tingkat kunjungannya telah mencapai 100%.

[wur]