Hamas Janjikan ‘Kutukan’ untuk Zionis saat Israel Memasuki Gaza

by -120 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok bersenjata yang juga menjadi penguasa wilayah Jalur Gaza Palestina, Hamas, mengeluarkan pernyataan terkait pengepungan yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza. Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengancam Israel bahwa tindakan pengepungan tersebut akan menjadi kutukan sejarah bagi negara Yahudi tersebut. Hamas juga mengungkapkan bahwa jika Israel terus menekan mereka, Hamas akan mengambil langkah-langkah yang akan memiliki konsekuensi bencana bagi Yerusalem Barat, yang dalam klaim kalangan Zionis merupakan Ibu Kota Israel.

“Ada banyak korban di antara pasukan Israel. Lebih banyak tentara Israel akan kembali dalam tas hitam,” ujar juru bicara kelompok militan tersebut, Abu Obeida, seperti dikutip dari AFP pada Jumat (3/11/2023).

Hingga saat ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi bahwa 19 tentaranya tewas dalam operasi pengepungan tersebut. Pada Kamis, juru bicara IDF, Daniel Hagari, mengatakan bahwa pasukan Israel telah sepenuhnya mengepung Kota Gaza di bagian utara wilayah kantong tersebut. Ia juga menambahkan bahwa konsep gencatan senjata saat ini tidak sedang dibahas.

Israel saat ini sedang menghadapi tekanan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan kelompok-kelompok kemanusiaan untuk melakukan gencatan senjata, mengingat meningkatnya jumlah korban tewas di kalangan warga sipil Gaza dan kekhawatiran akan penyebaran konflik di Timur Tengah.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, tidak menyuarakan penghentian permusuhan sepenuhnya, tetapi malah mendesak adanya “jeda kemanusiaan”. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga menyatakan bahwa AS bertekad untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dalam konflik tersebut.

Data PBB menunjukkan bahwa jumlah korban tewas di Gaza sudah mencapai lebih dari 8.800 orang, termasuk lebih dari 3.600 anak-anak, sejak tanggal 7 Oktober. Selain itu, sekitar 22.240 orang juga menjadi korban luka. PBB juga mengutuk serangan udara IDF pada hari Rabu yang menargetkan kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara yang padat penduduk, dengan alasan bahwa tindakan tersebut dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Di sisi lain, Israel tegas menyatakan bahwa mereka menargetkan “infrastruktur teror” yang dibangun di dekat bangunan sipil dan bertindak berdasarkan intelijen yang akurat.

Sumber: CNBC Indonesia