Tentara Israel telah menangkap direktur Rumah Sakit Al-Shifa, kompleks medis terbesar di Gaza. Mereka juga menangkap beberapa dokter senior lainnya. Penangkapan ini dikonfirmasi oleh otoritas Israel dan sepupu dari direktur rumah sakit tersebut.
Kementerian Kesehatan Gaza meminta penjelasan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena penangkapan tersebut terjadi saat petugas medis sedang melakukan perjalanan dalam konvoi WHO bersama pasien. Mereka juga menghentikan koordinasi dengan WHO mengenai evakuasi sampai menerima laporan yang menjelaskan situasi tersebut.
Beberapa hari sebelumnya, dua paramedis Palestina juga ditangkap oleh pasukan pendudukan Israel. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kekebalan di Jalur Gaza, baik bagi pekerja medis, kru pertahanan sipil, atau jurnalis.
Rumah Sakit Al-Shifa menjadi fokus utama serangan darat Israel di Gaza utara. Tentara Israel memerintahkan evakuasi terhadap fasilitas tersebut namun masih ada sekitar 180 pasien yang berada di dalam.
Tentara Israel juga memberi waktu beberapa jam kepada orang-orang di Rumah Sakit Indonesia untuk mengevakuasi fasilitas di Gaza utara. Ada sekitar 200 pasien yang tersisa di rumah sakit setelah sekitar 450 pasien dievakuasi, sementara pemboman terus berlanjut dari semua sisi di sekitarnya.
Tentara Israel menuduh pejuang Hamas menggunakan kompleks terowongan di bawah fasilitas di Kota Gaza untuk melancarkan serangan, namun klaim ini telah dibantah oleh Hamas dan pejabat rumah sakit.
