Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Menyatakan Bahwa Pariwisata Membutuhkan Dukungan Sektor Kesehatan

by -63 Views

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset dan Inovasi, Kementerian Koordinator Perekonomian, Elen Setiadi menyatakan bahwa industri kesehatan erat kaitannya dengan pariwisata di suatu daerah. Elen menegaskan sektor pariwisata tidak dapat berdiri sendiri sehingga perlu didukung oleh kegiatan lain. “Pariwisata itu gak bisa stand alone. Dia harus didukung kegiatan lain, tapi caranya dengan yang satu cluster, salah satunya industri kesehatan.” kata Elen dalam Indonesia SEZ Business Forum dengan tema Peluang Bisnis Dalam Sektor Manufaktur Dan Sektor Pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia yang digelar di Sheraton Belitung Resort, KEK Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka Belitung, Rabu (13/12/2023).

Hingga saat ini, terdapat satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang menerapkan pariwisata dan kesehatan yakni KEK Sanur yang berlokasi di Bali. KEK Sanur ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2022 untuk menjadi KEK Kesehatan dan KEK Pariwisata. Dengan luas area sebesar 41,26 Ha dan berada tepat di tepi Pantai Sanur dan Pantai Segara Ayu. KEK Sanur diharapkan dapat mengakselerasi sektor Kesehatan dan juga sektor Pariwisata pada Provinsi Bali. KEK Sanur memiliki konsep pengembangan Kesehatan dan menjadi KEK Kesehatan pertama di Indonesia sekaligus menjadi KEK Pariwisata yang berorientasi kepada nuansa alam dan memaparkan keindahan Pantai yang terdapat di Sanur, Pulau Bali.

Harapannya, dengan berdirinya KEK ini, belanja kesehatan ke luar negeri bisa ditekan dan warga negara kita bisa mengakses layanan kesehatan berkualitas di negeri sendiri. Dalam kesempatan yang lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto juga menunjukkan keseriusannya dalam sektor kesehatan. “Reform di sektor kesehatan menjadi penting dan beberapa KEK kesehatan juga sedang dilihat, termasuk Pak Budi Gunadi Sadikin juga terus mendorong mana yang terus kita buka KEK.” ujar Airlangga. “Jangan sampai penduduk kita besar tapi yang memanfaatkan hanya Singapura atau Malaysia, kita harus memberikan penanganan kesehatan yang baik dan dengan harga yang lebih terjangkau. Itu mungkin tantangan kita.” tambah Airlangga.