National Strategic Challenge: Navigating the Limited Time of the Demographic Dividend

by -87 Views

Oleh: Prabowo Subianto [petikan dari “Transformasi Strategis Bangsa: Menuju Indonesia Emas 2045”, hlm. 53-54, edisi keempat]

Sesuai dengan tantangan strategis global seperti perubahan iklim, konflik geopolitik, dan ekspansi cepat kecerdasan buatan, Indonesia dihadapkan pada beberapa isu nasional yang mendesak.

Salah satu tantangan utama adalah penutupan jendela bonus demografi yang akan segera terjadi. Kekayaan negara terus mengalir ke luar negeri, mengakibatkan aliran kekayaan nasional yang konsisten keluar. Selain itu, ekonomi kita ditandai oleh ketimpangan dan kekurangseragaman. Demokrasi kita juga terganggu oleh pengaruh keuangan yang berlebihan dalam politik.

Kemampuan kita untuk bertransformasi menjadi negara maju dan sejahtera sangat tergantung pada kemampuan kita untuk mengelola dan mengatasi tantangan-tantangan global dan domestik ini.

Jendela Penurunan Bonus Demografi

Penduduk kita adalah aset kita, terutama dengan median usia saat ini adalah 29 tahun, yang menandakan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berada di usia produktif mereka, ideal untuk belajar dan bekerja secara efisien.

Namun, indikator median usia yang menunjukkan populasi muda dan produktif ini tidak akan bertahan selamanya. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang melambat, proporsi penduduk muda Indonesia akan turun. Menurut proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), sekitar tahun 2035—hanya 13 tahun dari sekarang—median usia akan naik.

Secara historis, sulit bagi negara untuk mencapai kekayaan dan kemakmuran saat populasi mereka menuju ke usia produktif mereka. Saat ini sebagai negara berpendapatan menengah, tujuan kita adalah naik ke status berpendapatan tinggi.

Untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi, PDB per kapita kita harus mencapai $14.000, atau sekitar Rp 210 juta per tahun, yang berarti pendapatan bulanan sekitar Rp 17,5 juta untuk setiap penduduk.

Kita memiliki waktu 13 tahun untuk keluar dari perangkap berpendapatan menengah dan menghindari nasib menjadi negara tua sebelum menjadi kaya, seperti yang terjadi di Thailand. Thailand telah menjadi masyarakat yang menua tanpa mencapai kekayaan terlebih dahulu. Kita harus menghindari hal ini dengan memastikan pertumbuhan ekonomi yang cepat agar kita bisa menjadi sejahtera sebelum profil demografis kita menua secara signifikan.

Source link