Pemerintah Percaya Kenaikan Suku Bunga Tidak Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

by -138 Views

Bank Indonesia (BI) yakin kenaikan BI Rate menjadi 6,25% tidak akan mengganggu target pertumbuhan ekonomi Indonesia. Proyeksi BI terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) RI tetap dipertahankan pada rentang 4,7%-5,5% year on year.

“Terkait dengan suku bunga, kenapa kami masih optimistis, tidak mengubah kisaran pertumbuhan ekonomi, karena policy rate ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar dan keyword-nya itu preemptive dan forward looking untuk menjaga inflasi,” kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya dalam diskusi di Pulau Samosir, Sumatera Utara, Minggu, (28/4/2024).

Juli mengatakan dalam menopang perekonomian Indonesia, BI memiliki beragam kebijakan. Artinya, kebijakan itu tidak hanya berpusat pada suku bunga acuan saja. “Intinya kami punya set of policy instrument, stance BI tidak hanya dari sisi moneter saja,” kata dia.

Juli mencontohkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, BI juga memberikan berbagai insentif, salah satunya adalah Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). Kebijakan ini diberikan kepada bank-bank untuk mendorong penyaluran kredit. Insentif dilakukan melalui pengurangan jumlah Giro Wajib Minimum (GWM) bagi bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas.

Juli meyakini kebijakan KLM tersebut akan mendorong penyaluran kredit oleh perbankan. “Sehingga dengan pertimbangan itu, kami melihat dampak dari kenaikan policy rate ini relatively mild, sehingga rangenya tetap ada di kisaran,” kata dia.

Sebelumnya, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25% pada April 2024. Suku bunga deposit facility naik ke posisi 5,50% dan lending facility sebesar 7%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar Rupiah dari dampak memburuknya risiko global serta sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability.

“Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya saat konferensi pers secara daring, Rabu (24/4/2024).

Kenaikan BI Rate kali ini menjadi yang pertama sejak BI menahan suku bunga acuannya di level 6% pada Oktober 2023 lalu.