Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa resiliensi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari ujian global. Saat ini, ada tiga indikator yang terus dipantau oleh Kementerian Keuangan.
Sri Mulyani mengatakan bahwa ketiga indikator tersebut terus diamati dan menjadi fokus utama karena berdampak pada kinerja APBN tahun 2024. Pertama, pasar keuangan global mengalami turbulensi karena bank sentral AS, the Fed, mempertahankan suku bunga acuan, Fed Fund Rate, di level 5,5%, yang merupakan kenaikan signifikan dalam dua tahun terakhir.
Kedua, dengan tingginya suku bunga the Fed, indeks dolar AS (DXY) juga menguat, mencapai 102,18. Hal ini menyebabkan depresiasi mata uang banyak negara termasuk rupiah.
Sri Mulyani menekankan pentingnya komunikasi dan kebijakan fiskal serta moneter untuk menjaga ekonomi makro Indonesia agar tidak terkena stigma negara berkembang yang rentan.
Terakhir, Bank Indonesia (BI) merilis SRBI tahun ini yang diharapkan mampu menarik masuk modal asing karena imbal hasil dari Surat Berharga Negara (SBN) masih relatif stabil.
Ketiga hal ini dianggap sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah tekanan global yang sedang terjadi.
