Delegasi Amerika Serikat (AS) dan Rusia mengadakan pertemuan di Riyadh, Arab Saudi, Selasa (18/2/2025) saat hubungan antara keduanya memanas akibat serangan Rusia di Ukraina. Pertemuan tersebut dipimpin oleh pejabat tinggi dari kedua negara, dengan tuan rumah Saudi Arabia juga hadir. Hasil pertemuan ini termasuk kesepakatan untuk memperbaiki hubungan diplomatik yang telah terganggu, dengan pernyataan dari kedua belah pihak untuk menunjuk duta besar baru. Meskipun belum ada tanda-tanda bahwa perang di Ukraina akan segera berakhir, namun ada upaya untuk membentuk kelompok kerja tinggi guna mengejar solusi perundingan. Namun, Ukraina merasa terabaikan dalam perundingan ini, dengan Presiden Volodymyr Zelensky yang kesal karena tidak diundang.
Selain itu, ada diskusi tentang kemungkinan pencabutan sanksi AS terhadap Rusia dan potensi kerja sama dalam bidang energi. Tetapi, Trump menyatakan ketidaksabaran terhadap Ukraina karena merasa mereka seharusnya telah mengambil tindakan sebelum konflik dimulai. Negara-negara tetangga, seperti Kanada, juga menyoroti pentingnya jaminan keamanan bagi Ukraina sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian.
Meskipun masih ada banyak dinamika dan ketegangan yang terjadi, dialog antara AS dan Rusia diharapkan dapat membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Rubio menegaskan bahwa keterlibatan diplomatik diperlukan untuk mencapai perdamaian di Ukraina, sementara Rusia menegaskan posisinya terkait kehadiran pasukan NATO di wilayah tersebut.
Meskipun belum ada kepastian terkait hasil nyata dari pertemuan ini, namun upaya untuk memperbaiki hubungan dan mengejar solusi perundingan masih terus dilakukan. Penyelesaian konflik di Ukraina tetap menjadi fokus utama, dengan harapan dapat membawa stabilitas dan perdamaian bagi kedua belah pihak serta kawasan lainnya. Sementara itu, ketegangan dan ketidakpastian masih mengitari hubungan antara AS dan Rusia, dengan harapan adanya langkah-langkah nyata menuju perdamaian yang berkelanjutan.