Potensi resesi yang semakin nyata di Amerika Serikat telah menimbulkan kekhawatiran baru terkait perlambatan ekonomi yang terjadi, dengan peluang resesi mencapai 50%. Kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump telah menjadi sorotan utama dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi AS, bahkan ada perkiraan bahwa risiko resesi bisa terjadi pada tahun ini. JPMorgan, Kepala ekonom global mengungkapkan bahwa sekitar 40% kemungkinan terjadinya resesi AS pada tahun 2025, namun jika tarif yang diberlakukan sepenuhnya, peluang resesi bisa mencapai 50%.
Awal tahun ini, Kasman memperkirakan risiko resesi AS sebesar 30%, namun ia memberi peringatan bahwa jika tarif yang diusulkan oleh Trump mulai berlaku pada bulan April, risiko tersebut dapat meningkat dan merusak daya tarik AS sebagai tempat untuk berinvestasi. Pada bulan Februari, Trump mengumumkan rencana untuk menerapkan tarif pada mitra dagang utama guna melindungi kepentingan Amerika, yang kemudian memicu respons negatif dari beberapa negara termasuk Meksiko, Kanada, dan China.
Langkah-langkah tarif yang telah diberlakukan Trump telah menyebabkan guncangan di pasar saham AS, dengan investor terus memperhatikan apakah tarif tersebut bersifat permanen atau hanya taktik negosiasi. Meskipun Trump menolak kemungkinan resesi dalam sebuah wawancara dan menyebutnya sebagai “masa transisi”, kekhawatiran tentang keadaan ekonomi AS semakin meningkat. Selain itu, lembaga riset seperti JPMorgan, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley turut menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun ini, menunjukkan adanya kekhawatiran yang semakin mendalam terkait prospek ekonomi negara tersebut.
