Intelijen AS Gagal Menonaktifkan Program Nuklir Iran

by -58 Views

Serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran tidak berhasil menghancurkan kemampuan utama negara itu dalam memperkaya uranium. Dipastikan bahwa stok uranium yang diperkaya tidak tersentuh dan kapasitas pengayaan masih ada, meskipun program nuklir Iran kemungkinan hanya tertunda satu hingga dua bulan berdasarkan penilaian awal Badan Intelijen Pertahanan (DIA). Hal ini berbeda dengan klaim Presiden Donald Trump yang menyatakan program nuklir Iran telah dihancurkan, yang kemudian ditolak oleh laporan intelijen dan pemerintah AS yang menyebut bahwa serangan udara melemahkan program nuklir Iran secara signifikan tanpa menegaskan penghancuran total yang dibuat Trump.

Dalam konflik yang terjadi selama 12 hari, Israel juga terlibat dengan meluncurkan perang udara pada 13 Juni yang disusul oleh balasan Iran dengan serangan rudal ke beberapa kota di Israel. Meskipun demikian, Iran tetap bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk keperluan sipil dan medis, bukan untuk tujuan militer. Setelah teguran keras dari Trump, keduanya mengumumkan gencatan senjata, menandakan berakhirnya pertempuran udara sementara antara keduanya. Netanyahu dari Israel juga mengklaim telah menghilangkan dua ancaman eksistensial, yaitu nuklir Iran dan rudal balistik, serta menekankan bahwa Israel tidak akan membiarkan Teheran membangun kembali ancaman tersebut.

Dengan begitu, situasi antara AS, Israel, dan Iran terkait program nuklir masih dalam ketegangan, meskipun adanya gencatan senjata untuk sementara waktu. Seiring dengan hal tersebut, masing-masing negara menyampaikan klaim dan penilaian yang berbeda terkait dampak dari serangan udara dan tujuan dari program nuklir yang sedang dikembangkan oleh Iran.

Source link