Cadangan Bauxite-Batubara RI: PNBP Aman 192 Tahun

Cadangan sumber daya alam di Indonesia masih memiliki potensi yang belum dimaksimalkan sepenuhnya. Pemerintah sedang menargetkan pengelolaan sumber daya tersebut sebagai bagian penting dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Menurut Taf Ahli Menteri Keuangan Bidang Penerimaan Negara Bukan Pajak, Mochamad Agus Rofiudin, masih banyak potensi yang belum dieksplorasi. Selain itu, pengelolaan objek PNBP non-SDA juga memiliki potensi besar yang dapat mendukung keberlanjutan PNBP. Meskipun telah dialihkan ke BPI Danantara, penerimaan dividen atau Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) dari BUMN masih memiliki potensi besar.

Sejak kehadiran Danantara pada tahun ini, dividen atau KND senilai Rp 80 triliun telah dialihkan dari kas negara. Meskipun targetnya sebesar Rp 90 triliun untuk APBN 2025, realisasi pada tahun sebelumnya mencapai Rp 86,4 triliun. Meski demikian, pemerintah yakin masih terdapat banyak potensi sumber PNBP yang dapat dimanfaatkan untuk mengisi kekosongan penerimaan negara akibat lepasnya pos KND.

Dari sisi SDA, misalnya, cadangan batu bara Indonesia bisa bertahan hingga 56-192 tahun dengan perkiraan 27,16 miliar ton. Sementara itu, potensi bauxite memiliki masa kelola 56-192 tahun dengan cadangan 9,11 miliar ton. Catatan penting juga diberikan untuk cadangan migas, gas alam, dan panas bumi yang semuanya memiliki potensi besar yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Pemerintah optimis bahwa potensi SDA dan non-SDA yang belum dimaksimalkan dapat menjadi sumber PNBP yang signifikan untuk mendukung keberlangsungan fiskal negara. Dengan target PNBP sebesar Rp 459,2 triliun untuk tahun 2026, penyesuaian harga komoditas dan kehilangan potensi dividen dari BUMN menjadi faktor-faktor penentu dalam upaya mencapai target tersebut. Selain itu, setoran PNBP dari sektor SDA Migas, SDA Non Migas, dan sektor lainnya, serta pendapatan BLU juga diharapkan bisa mendukung tercapainya target PNBP tersebut.

Source link