Andy Arif, Ketua Partai Demokrat Korea (Papelo), yang memenangkan pemilu, menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua PDIP (Kitum) Megawati Sukarnoputri sedang berperang. Ia mengingatkan, perdebatan kedua tokoh ini akan membahayakan demokrasi karena akan melahirkan politik dinasti.
“Baik Pak Mega maupun Pak Jokowi harus menyerah,” kata Andy kepada wartawan, Selasa (17/10/2023). Sebab, akibat konflik mereka mengancam demokrasi dengan melahirkan dinasti, ujarnya.
Andy Arif menyarankan agar calon presiden dari PDIP Janjar Pranowo menjadi Prabowo Subianto (Pakawapress). Menurut Andy Arif, untuk mewujudkan hal tersebut memerlukan masukan yang signifikan dari Jokowi dan Mega.
“Sebaiknya Jangar Pranowo menyerah dan menjadi cawapres Pak Prabowo. Pak Jokowi dan Ivo Mega punya andil dalam situasi ini,” ujarnya.
Andy Arif menyebut pernyataan tersebut sebagai solusi untuk mendamaikan Jokowi dan Megawati yang dinilainya berbeda pendapat. “Ini adalah solusi damai,” katanya.
Mahkamah Konstitusi dikabarkan telah menyetujui pengujian substantif terhadap Undang-Undang Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 tentang batas usia minimal calon presiden dan wakil presiden yang diajukan Almas Tsakipero, mahasiswa Universitas Nasional Surakarta (UNSA). Keputusan ini menghadirkan kelebihan dan kekurangan.
Keputusan ini memudahkan putra sulung Joko Widodo, Gebran Rakabooming, untuk mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden.