Menabung Semakin Sulit dengan Gaya Hidup Hemat

by -69 Views

Sebagian orang di Indonesia mengakui bahwa belakangan ini semakin sulit untuk menabung. Hidup sederhana sudah dilakukan, tapi harga kebutuhan yang naik memang ada-ada saja. Abdi, seorang pegawai swasta di Jakarta mengakui bahwa jumlah uang yang bisa dia sisihkan setiap bulannya untuk menabung makin berkurang dalam 6 bulan terakhir. Dia memperkirakan penurunan jumlah uang yang disisihkan untuk menabung mencapai Rp 300 ribu.

Dia mengaku, penasaran penyebab kemampuannya untuk menabung itu berkurang. Maka itu dia melakukan riset kecil-kecilan untuk menelusuri ke mana uangnya habis. Dari hasil penelusurannya itu, Abdi mendapati bahwa pengeluaran hariannya memang naik hampir 50%. Dulu, Abdi biasa menghabiskan uang per harinya sebesar Rp 100 ribu, namun saat ini pengeluaran hariannya naik menjadi sekitar Rp 150 ribu.

Abdi juga mendapati harga barang-barang belanjaannya naik. Seperti susu kemasan yang naik dari Rp 4.750 menjadi Rp 6.500; rokok dari Rp 20 ribu per bungkus jadi Rp 24 ribu per bungkus; roti dari Rp 5 ribu ke Rp 5.500; dan total belanja bulanan sabun dan lainnya dari Rp 250 ribu menjadi Rp 300 ribu.

Menurut dia, harga makanan di kantornya juga ikut terkerek naik. Misalnya harga soto mie yang tadinya Rp 15 ribu sekarang menjadi Rp 18 ribu. Ketika uang yang bisa ditabungnya makin sedikit, pengeluaran untuk kebutuhan-kebutuhan mendadak membuat tabungannya tergerus. Bulan lalu, kata dia, dia terpaksa menggunakan duit tabungannya sebanyak Rp 3 juta untuk membeli pompa airnya yang rusak.

Kondisi ini juga terjadi pada masyarakat lain, dimana rasio tabungan terhadap pendapatan terus menurun. Bahkan data Mandiri Spending Index pada November 2023 menunjukkan bahwa masyarakat menengah ke bawah menghabiskan lebih dari separuh penghasilannya untuk membeli barang konsumsi.
Firdaus, seorang freelancer di bidang desain grafis mengaku juga merasakan harga-harga yang makin naik. Dia mengatakan rokok dan makanan menjadi kebutuhan yang harga paling melejit. Untuk mengatasi kenaikan harga kebutuhan sehari-hari, Firdaus memilih untuk mengirit semua pengeluarannya.