Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan isyarat terkait kemungkinan adanya kesepakatan dagang dengan China setelah melakukan pengenaan tarif sebesar 10% terhadap produk dari Negeri Tirai Bambu. Dilansir dari AFP, Trump merujuk pada kesepakatan dagang antara AS dan China yang pernah terjadi pada tahun 2020. Menurutnya, kesepakatan tersebut bisa saja diperbaharui dalam waktu dekat.
Trump telah mengancam akan menerapkan tarif besar-besaran pada sekutu dan musuh, termasuk China, Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa sejak memulai masa jabatannya yang kedua. Pada awal Februari, tarif tambahan sebesar 10% dikenakan pada produk impor dari China, sementara ancaman mengenai tarif 25% pada mobil impor, farmasi, dan semikonduktor juga diutarakan sebagai bagian dari upaya Trump dalam meningkatkan tekanan terhadap mitra dagang AS.
Selain itu, Trump juga awalnya mengumumkan tarif 25% untuk impor dari Kanada dan Meksiko sebelum memberikan penangguhan selama sebulan pada prinsipnya. Dia juga telah menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif baru sebesar 25% untuk baja dan aluminium yang akan mulai berlaku pada 12 Maret mendatang. Dengan adanya isyarat kesepakatan dagang baru dengan China, situasi perang dagang antara kedua negara masih terus berkembang.