Helmut Marko, penasihat motorsport Red Bull, telah menyarankan bahwa masa depan Yuki Tsunoda di Formula 1 mungkin tergantung pada kemampuannya untuk mengalahkan rekannya, Isack Hadjar. Tsunoda akan memasuki musim kelima di tim Red Bull, sekarang dikenal sebagai Racing Bulls, setelah Liam Lawson dipilih sebagai rekan setim Max Verstappen mulai 2025. Meskipun Tsunoda telah menunjukkan peningkatan yang pesat di kategori junior dan unggul daripada rekan setim lainnya, seperti Nyck de Vries dan Daniel Ricciardo, tetapi untuk mengukuhkan posisinya di Red Bull, Tsunoda harus secara konsisten melampaui Hadjar.
Helmut Marko mengatakan bahwa Tsunoda harus membuktikan kemampuannya sendiri karena memiliki rekan setim yang muda dan cepat. Jika Tsunoda berhasil, maka masa depannya di F1 bisa dijamin. Namun, jika Tsunoda gagal, maka kesempatannya di F1 mungkin menjadi terbatas. Keputusan Red Bull mempromosikan Lawson sebagai rekan Verstappen mungkin mengejutkan, karena Lawson baru memiliki pengalaman F1 terbatas. Namun, para prinsipal tim menyadari tekanan tambahan yang datang dengan bermitra dengan Verstappen yang merupakan juara dunia empat kali.
Kurangnya stabilitas mental Tsunoda selama balapan dan berbagai ledakan di radio dianggap sebagai kelemahan dibandingkan dengan Lawson. Lawson diakui memiliki kurva pembelajaran yang lebih curam dan potensi yang lebih besar. Jika Tsunoda harus kembali dari Red Bull, dia mungkin bisa menemukan tempat di tim lain seperti Aston Martin. Namun, dukungan Honda untuk Tsunoda dalam hal ini mungkin terbatas. Presiden Honda Racing Corporation, Koji Watanabe, menyatakan bahwa Tsunoda sekarang tidak lagi dibalap oleh Honda, meskipun masih didukung oleh merek tersebut.
Namun, belum ada indikasi bahwa Tsunoda akan memiliki tempat di Aston Martin, karena Fernando Alonso kemungkinan ingin memperpanjang karirnya di F1 dan Lance Stroll memiliki dukungan dari ayahnya sebagai pemilik tim. Tsunoda diingatkan untuk mengambil langkahnya sendiri dalam karier F1-nya dan tidak hanya bergantung pada Honda. Masuki tahun kelima di F1, Tsunoda dinilai memiliki kemampuan dan pemahaman yang baik tentang dunia F1. Lomba ini pun menjadi momen penentuan bagi Tsunoda dalam karier F1-nya.