Stok beras premium di ritel modern masih belum stabil, terdapat beberapa ritel yang mengalami kekosongan stok. Menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, hal ini terjadi karena penggilingan padi sedang melakukan penyesuaian agar produk yang disalurkan sesuai dengan standar label beras premium. Pasokan beras di pasar tradisional terlihat cukup, namun sedang dalam proses penyesuaian. Beberapa dari pasokan beras ke ritel modern mengalami penurunan karena penggilingan padi harus memproduksi beras sesuai dengan kriteria yang tertera di label, seperti broken 15%, kadar air 14%, dan derajat sosoh minimal 95%. Arief juga menekankan bahwa terkait kasus beras oplosan sebelumnya menjadi pelajaran bagi semua pihak, termasuk bagi penggilingan padi untuk lebih disiplin dalam mematuhi standar label. Pemerintah terus melakukan stabilisasi pangan melalui program intervensi, seperti penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Gerakan Pangan Murah (GPM), dan bantuan pangan beras dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Perum Bulog. Progres intervensi ini terlihat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan penurunan inflasi beras pada bulan Agustus 2025. Penyaluran bantuan pangan beras periode Juni-Juli 2025 juga berdampak pada penurunan inflasi beras. Distribusi beras SPHP yang terus digencarkan juga turut menjaga stabilitas pasokan beras di pasaran. Dalam upaya menjaga ketersediaan dan harga beras agar terjangkau, Badan Pangan Nasional terus melakukan intervensi pasar dan menyiapkan strategi untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap beras dengan harga yang terjangkau.
Penyebab Kelangkaan Stok Beras Premium di Ritel Modern
