Harga tomat di tingkat petani Madiun telah mengalami penurunan drastis dalam sebulan terakhir, mengubah harga dari Rp 12.000 menjadi Rp 2.000 per kilogram. Akibatnya, petani di Dusun Seweru, Desa Kare, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, merasa terpaksa untuk membiarkan tanaman tomat mereka membusuk dan tidak dipanen. Bayu Kasun, salah seorang petani setempat, menyatakan bahwa harga turun dari Rp 12.000 menjadi Rp 2.000 per kilogram dalam kurun waktu tiga minggu terakhir. Saat ini, terdapat sekitar 8 petani di wilayah tersebut dengan modal sekitar Rp 20 juta per petani, yang digunakan untuk pembelian bibit, pupuk, dan biaya tenaga kerja.
Kondisi ini menjadi ancaman serius bagi para petani karena jika tomat tidak segera dipanen, tanaman akan membusuk dan petani akan mengalami kerugian besar. Seiring dengan musim penghujan, tomat akan lebih cepat rusak jika tidak segera dipanen. Bayu juga berharap agar pemerintah dapat memberikan perhatian terhadap penyerapan hasil panen di wilayah tersebut, seperti yang telah disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Gubernur Khofifah Indar Parawansa beserta Wakil Bupati Madiun, Purnomo Hadi, telah meninjau dan memanen tomat bersama petani di wilayah tersebut. Sebagai upaya intervensi, Khofifah telah menyerap 1,3 Ton tomat dari petani dengan harga Rp 4.000 per kilogram. Selain itu, ia juga mengimbau kepada para Bupati dan Walikota di Jawa Timur untuk ikut serta dalam penyerapan produk tomat di wilayah masing-masing.
Meskipun seharusnya Pemerintah Kabupaten Madiun telah memanen tomat tersebut pada hari Selasa lalu, namun hal tersebut ditunda hingga Jumat. Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait mengenai penundaan tersebut. Media lokal akan terus melakukan konfirmasi lebih lanjut terkait masalah ini.





